Mega merah mulai menunjukkan hadirnya di ufuk Barat pertanda malam datang mengganti pagi. Kemukus, di saat bersaaman mulai menggeliyat, hukum alam bahwa malam sebagai waktu berisitirahat tak lagi berlaku di sini. Sebaliknya, malam justru adalah waktu “sibuk”bagi mereka yang berkunjung di tempat ini.

Setiap malam Jum’at Pon, Kemukus laksana pagi. Ribuan orang berbondong-bondong datang ke tempat ini. Sudah menjadi rahasia umum kalau Kemukus disakralkan oleh banyak orang. Di tempat ini orang datang untuk mengunjungi makam Raden Samudero, dengan tujuan “Ngalap Berkah.” Menurut cerita, mereka yang datang untuk “Ngalap Berkah” di tempat ini, maka keinginannya akan tercapai. Lain cerita, banyak pula orang yang berdatangan di tempat hanya untuk memburu sex semata. Aneh memang, namun begitulah faktanya. Alkisah, mereka yang melakukan ritual di sini haruslah melakukan hubungan sexual dengan sesorang yang bukan istrinya. Ritual itupun harus dilakukan tujuh kali berturut setiap malam Jumat pon dengn orang yang sama.

Gunung Kemukus terletak di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Namun meskipun begitu, para peziarah yang mendatangi tempat ini tidak hanya mereka yang berasal dari Jawa Tengah saja namun juga dari daerah-daerah lainnya. Banyaknya orang dari luar kota yang berdatangan di tempat ini bisa ditandai dengan banyaknya mobil-mobil ber plat luar Jawa tengah. Mobil berplat Jakarta, Malang, Bandung, dan juga Bogor. Bahkan, menurut pengakuan Ngatimo, salah seorang penduduk yang juga berprofesi sebagi tukang ojek, pengunjung yang berziarah ke tempat ini tidak hanya datang dari Jawa namun juga dari pulau Sumatera dan Kalimantan.

Ritual “Ngalap Berkah” di Kemukus telah terjadi sejak bertahun-tahun yang lalu. Tidaka ada data yang pasti yang menyebutkan kapan tepatnya ritual ini mulai terjadi di Kemukus, Namun jika melihat dari orang orang tua yang berdatangan di tempat ini, bisa disimpulkna kalau ritual ini memang telah lama terjadi.

Ritual Ngalap Berkah itu sendiri dimulai dengan melakukan pembersihan diri atau penyucihan diri di sumur Ontrowulan yang letakny sekitar 300 atau 400 meter dari makam pangeran Samudero. Di sini para pezirarah ada yang berudhu’ namun ada pula yang menggunakan air dari sumur Ontrowulan untuk mandi. Ada yang berpendapat bahwa untuk afdal-nya penyucihan itu, seseroang harusnya menggunakan air disumur Ontorowulan untuk mandi.

Setelah proses pensucian selesai, peziarah akan berjalan naik melalui anak tangga menuju makam Pangeran Samudro yang terletak di atas bukit. Menuju ke tempat ini bisa dibilang tidak mudah mengingat jalan dengan kecuraman sekitar 75 derajat. Namun toh kenyaataannya sangat banyak orang tua yang berhasil melewati jalan tersebut.

Di kanan kiri jalan kita akan dengan mudah menemukan tempat tempat singgah yang diperuntukkan bagi para peziarah. Tempat singgah nya pun berfareasi dari sekdar rumah biasa hingga rumah yang dilengkapi dengan tempat karoke dan minuman bir bintang khas Indonesia. Tempat tempat inilah yang biasa digunakan para peziarah untuk sekedar singgah beristirahat, membeli minuman atau bahkan “membeli” pasangan untuk ritual. Selain sekedar tempat singgah rumah rumah ini juga menyewakan kamar bagi mereka yang ingin menghabiskan malam di sini. Menurut pengakuan salah seorang pemilik rumah, harga kamarnya berfariasi, dari 25 untuk short time, hingga harga 40 ribu rupiah untuk semalam. Di kamar kamar ini pulalah praktek sex “ritual” itu dilaksanakan. Uniknya, para pengunjung yang akan menggunakan kamar ini layak untuk waspada, dikarenakan kamar yang terbuat dari kaya ini dengan beberapa lubang di sana sini seringkali dipakai orang-orang usil untuk mengintip pasangan yang melakukan ritual.

Laksana pasar malam, begitulah yang tergambar ketika memeasuki kompleks kuburan Imam Samudro. Para penjual makanan, bunga, dan penjual “kehangatan ritual” bersaing menjajakan makanannya. Tak ketinggalan pula ahli gurah, dan ahli pijat traditional ikut berkumpul berbaur menjadi satu dan meramaikan malam. Penjual jimat untuk menjadi kaya dan penjual obat kuat laksanaka demonstran yang menggunakan pembesar suara demi menarik atensi para pengunjung. Alhasil, beberapa pengunjung yang berniat ziarah dan “Nagalap Berkah” ini juga rela meyisihkan uangnya untuk membeli jimat sakti yang katanya dapat membuatnya disukai wanita ataupun obat kuat yang katanya dapat membuatya tahan lama di atas ranjang.

Untuk masuk ke dalam Makam Pangeran Samudero, peziara haruslah membeli bunga yang akan ditaburkan di atas makam. Sesuatu keharusan yang lain adalah memberikan sumbangan kepada juru kunci yang makam yang jumlahnya banyak. Juru kunci inilah yang kemudian akan membacakan doa dan menyebutkan nama kita di dalam doanya. Para pengunjung akan mendapati diri mereka berdesak-desakan dengan pengunjung lainnya di makam Imam Samudera. Pengunjung akan duduk bersimpuh, menebar bunga lalu khusuk berdoa. Perlakuan yang sama tidak ditemukan pada makam-makam lain yang terletak di samping makam pangeran samudero. Makam yang menurut cerita adalah makam pengawal Pangeran Samudero itu jutru dijadikan tempat penyimpanan barang bagi pengunjung yang datang.

Nuansa sex semakin terasa kental jik melihat apa yang terjadi di kanan kiri bangunan makam. Karena cerita yang berkembang mengatakan kalau ritual sex adalah salah satu kewajiban dalam proses “ngalap berkah” ini, maka berdatanganlah para pekerja sex komersial ke tempat ini. Layaknya penjaja seks komersial yang biasa kita temukan di daerah lokalisai, wanita wanita di tempat ini dapat dibilang agresif. Kode mata, sekedar bersuit atau bahkan langsung menawarkan harga sudah menjadi hal biasa. Kata “ngelamar” kemudian dijadikan istilah untuk proses ini. Biaya ngelamar” pun berfareasi dari 100 ribu rupiah, hingga 40 ribu rupiah. Bahkan, salah seorang pemuda mengatakan bahwa dia pernah menemukan wanita yang ingin “dilamar ” hanya dengan harga 25 ribu rupiah.

Kehadian wanita malam ini lah yang kemudian semakin menguatkan praktek seks terselubung di Kemukus. Alhasil, banyak pula orang yang berdatangan di tempat ini bukan karena keinganinan ritual namun hanya karena ingin menemukan wanita untuk pemuas sexual semata.

Seorang pemuda yang penulis temui mengakui kalau kedatangannya ke tempat ini hanya untuk sex semata. Meski telah berkali-kali datang ke Kemukus, diakuinya tak pernah sekalipun dia menginjakkan kakinya di makam Pangeran Samudero. Dia bahkan tidak mengerti apa makna makam itu. Seorang pemuda lainnya mengaku hal yang sama. Bedanya, kedatangannya kemari memang unuk melakukan hubungan sexual namun bukan dengan para wanita penjaja seks komersial tersebut. Dikarenakan harus merogoh kocek jika ingin menggunakan jasa sang wanita maka yang dicarinya adalah wanita yang datang betul-betul untuk “ngalep berkah” dan ingin melakukan ritual sex sebagai bagian dari ritual “ngalap berkah” ini. Dengan begitu sang pemuda tidak harus membayar sepeser pun.

Namun naïf jika kemudian kita menjenaralisasi kalau semua yang datang ke tempat ini adalah mereka yang ingin melkaukan ritual sex semata. Penulis menemukan beberapa orang yang datang ke tempat ini betul betul untuk sejedar berziarah. Kalaupun mereka “Ngalep Berkah,” ritual yang mereka lakukan hanyalah berdoa tampa ada tambahan ritual sex. Bagi mereka, sex bukanlah kewajiban dalam ritual ini. Sebahagian orang bahkan beranggapan bahwa sesungguhnya tidak ada perintah melakukan sex dalam ritual ini.

Namun ada pula kelompok yang memang datang ke tempat ini untuk kedua hal tersebut. Mereka ini adalah orang yang meyakini kalau ritual sex adalah bagian dari proses untuk mendapatkan “Ngalap Berkah.” Mereka ini biasanya akan datang sendiri ke Kemukus, lalu berdoa di Makam Pangeran Samudero lalu kemudian mulai mencari orang-orang yang juga berkeyakinan sama. Namun dalam proses pencariannya mereka tidak menggunakan jasa para pekerja seks komersial.

Penulis menemukan dua orang Ibu Ibu paruh baya lengkap dengan kerudung nya yang memang mencari pasangan untuk ritual tersebut. Diakuinya, kedatangannya kemari tidak diketahui oleh suaminya. Setelah melaksanakan ziarah, sang ibu lalu beristirahat di sekitar makam Pangeran Samudero sambil bercakap cakap dengan sesamanya para peziarah seraya berharap ada pria yang akan mendatanginya. Dari ibu ibu ini pulalah penulis mengetahui bahwa untuk bisa suksesnya proses “ngalap berkah” ini praktek sex harus dilakukan sebanyak tujuh kali setiap malam Jumat Pon dan harus dilakukan dengan orang yang sama. Jika ritusl sex ini dilakukan belum sampai tujuh kali lalu salah seorang diantara mereka melakukan ritualnya dengan orang lain, maka ritual itu dianggap tidak sah dan harus mengulang lagi dari pertama.

Dalam perjalanannya, mereka yang kemudian sepakat unutk melakukan hubungan sexual akan saling membantu jika salah seorang diantara mereka membutuhkan. Misalnya sang wanita akan membangun rumah, maka sang pria wajib membantunya setidaknya dengan membelikan besi atau semen untuk sang wanita. Begitu pula sebaliknya. Mereka yang berhasil dengan ritual ini tidak boleh meninggalkan pasangannya namun harus membantunya. Nah, jika dalam prosesnya, setelah sang pria dan wanita telah melakukan ritual sex setiap malam Jumat Pon di Kemukus hingga 3 atau 4 kali namun tidak merasakan perubuhan maka mereka boleh mencari pasangan lain nya.

Proses “Ngalap Berkah” ini sesungguhnya tidaklah sama persis dengan pesugihan. Mereka yang datang dan melakuakan rual “Ngalap berkah” disini tidak hanya semata mata karena ingin mendapatkan harta. Ada yang datang kesini karena ingin naik pangkat misalanya atau ingin lulus menjadi polisi. Ada pula yang kedatangannya disini karena ingin dilapangkan hidupnya, dan dihilangkan masalahnya setiap saat dia mendapatkan masalah. Ada pula yang kedatangannya kemari karena ingin naik haji. Salah seorang kakek menceritakan kalau adiknya yang sering kesini bahkan telah br haji dan ikut membawa keluarganya naik haji. Ini jelas menarik karena ternayata ada bagitu banyak cara yang dilakukan seseorang untuk bisa naik haji. Termasuk”Ngalep Berkah” di Kemukus.

Uniknya, mereka yang telah berhasil dalam hidupnya tetap akan datang ke tempat ini. Mudah untuk mengidentifikasi mereka yang telah berhasil. Biasanya, mereka yang telah berhasil akan mengadakan syukuran di makam Pangeran Samudera. Nasi ketan, ayam, daging dan buah dibawa ke tempat ini lalu dibacakan doa oleh para juru kunci makam. Makanan ini lalu dibagikan kepada para pengunjung makam. Semakin besar keberhasilannya semakin besar pula bentuk syukurannya. Mereka yang betul betul berhasil besar biasanya akan mengadakan “wayangan” di tempat ini.

Selain bentuk kesyukuran, kedatangan kembali ke makam ini ternyata juga untuk kembali meminta berkah lainnya. Salah seorang keluarga yang anaknya telah berhasil diterima menjadi polisi, kembali ke tempat ini melakukan syukuran dan meminta agar pangkat anaknya bisa secepatnya naik menjadi dua balok.  

Besarnya daya tarik tempat ini bahkan mengundang komedian ternama Indonesia, Tukul Arwana bersama dengan krunya untuk melihat langsung tempat ini. Ibu Sri yang tinggal dan meyewakan kamar di rumahnya mengatakan bahwa saat kedatangannya itu, Tukul dan orang pintar yang bersamanya melihat langsung penjaga Sumur Ontrowulan dan Pengaeran Samudero. Disebutkan kalau penunggu sumur Ontrowulan adalah wanita cantik berbadan ular sedang di Makam Pangeran Imam Samudro, dia bertemu dengan seseorang pria bercambang lebat. Entah cerita ini benar atau tidak.

Malam semakin larut. Namun Kumukus belum menujukkan tanda tanda akan sepi. Dinginnya malamnya seakan tidak menjadi halangan bagi para pengunjung, peziarah, penjual makan, hingga penjaja seks komersial untuk tetap bertahan di tempat tersebut.

Pesona Kemukus memang luar biasa.

NB: Sorry for the typo guys...

2 Responses so far.

  1. Unknown says:

    Jangan ritual sex ahhh sesaattt,...

    better hubungi kami, Ki Tora Sakti

    0857 182 89 373

  2. Unknown says:

    Kalau mau ke Mekah, untuk Haji atau Umroh,, tinggal hubungi kami saja, www.alfatihsemarang.com ada paket cicilan yang sangat ringan...

Leave a Reply