What you wish at your 24th birthday…???
I just want to be something. Being useful for human kind
Sejak kecil saya tak pernah merayakan ulang tahun saya. Tak pernah ada acara meniup lilin ulang tahun serta memotong kue. Apalagi acara seperti yang dilakukan anak-anak kota jaman sekarang. Merayakan acara ulang tahun mereka di KFC atau McDonald dengan mengundang teman-teman mereka untuk datang merayakannya bersama-sama. Kalaupun ada ritual tiup lilin yang saya lakukan saat masih kecil, itu tak lain adalah ritual saat saya meniup lilin putih yang biasa digunakan saat lampu padam. Saya ingat, jika lampunya menyala, saya menuju lilin itu, menyanyikan lagu happy birth day, lalu meniupnya.
Meniup lilin ulang tahun yang asli saya rasakan saat berumur 19 tahun. Itupun karena orang yang saya sayangi membuat surprise party. Membawa kue yang diatasnya ada lilin berbentuk 19. Selebihnya, hampir setiap perayaan ulang tahun saya jalani dengan menonton di bioskop.
Ulang tahun ke 23 mungkin sangat spesial. Saya merayakannya jauh di sana. Di Amerika. Dan dirayakan oleh banyak orang dari negara, serta agama berbeda. Perayaannya pun tidak hanya sekali. Perayaan ulang tahun bahkan tiga kali di tiga tempat berbeda. Saya akibatnya meniup lilin hingga tiga kali pula. Perayaannya pun bermacam macam. Dari acara makan di restaurant Vietnam, surprise party, hingga bowling. That’s awesome and so sweet to forget.
So, what’s the crazy thing in my 24 birthday day…???
Anti klimaks. No party, no food, no candle, and no birthday cake. Just like any other days. Sepertinya Jogja begitu kejam dalam memperingati hari kelahiran saya. Padahal hari ini adalah salah satu hari birth day dengan tanggal cantik yang saya punya. 20-11-2011.
Di malam saat tahun lalu saya dibangunkan tiba tiba dengan kue coklat dan lilin lilin kecil yang bertaburan banyak di atasnya, di malam menjelang umur ke 24, saya mendapati diri saya di sebuah café yang tak jauh dari dua kampus di Jogja, UGM dan UNY. Ditemani dengan Strawberry Juice, saya duduk memandangi facebook saya yang mulai menampilkan satu persatu ucapan selamat ulang tahun dari teman teman saya dari berbagai negara. Ah, setidaknya teman-teman masih mengingat ulang tahun saya.
Hujan keras yang mengguyur Jogja hari itu membuat saya hanya bisa berdiam diri. Menghabiskan waktu saya dengan menyaksikan film documenter salah satu bintang favorite saya, Justin Bieber. Never Say Never. Anak itu, di umur nya yang masih belasan tahun, sepertinya dia telah mendapatkan segalanya di dunia ini. And me? I’m 24 and I feel that I am still nothing.
Saya menarik nafas panjang, Di luar sana hujan masih turun dengan derasnya. Ide gila saya muncul. Saya tiba-tiba ingin merasakan indahnya bermain dengan hujan. Seperti saat dulu saya masih di pesantren, atau saat saya kehujanan di sebuah kota bernama Everett. Setidaknya ada yang bisa saya ingat dari 24 tahun itu.

3 Responses so far.

  1. octarezka says:

    hepi besdeii kak.
    hidup slama 24 tahun it anugrah loh kak. Patut dsyukuri itu
    =)
    keep fighting. mg dr nothing bs jd something
    =D

  2. Anonymous says:

    I believe you're something! :)

  3. pintarnya kak menulis.. sy bisanya nulis diary doang,,,

Leave a Reply